Pages

[Bookieslicious Book Review] Last Forever - Windry Ramadhina

Minggu, 20 Desember 2015


Judul: Last Forever
Penulis: Windry Ramadhina
Cover: Soft Cover (13x19 cm)
Halaman: vi + 378 halaman
Harga: Rp. 69.000

"Seharusnya, aku tidak boleh mengharapkanmu. Seharusnya, aku tahu diri. Tapi, Lana..., ketakutanku yang paling besar adalah... aku kehilangan dirimu pada saat aku punya kesempatan memilikimu."
—Samuel
"Untuk berada di sisimu, aku harus membuang semua yang kumiliki. Duniaku. Apa kau sadar?"
—Lana

Dua orang yang tidak menginginkan komitmen dalam cinta terjerat situasi yang membuat mereka harus mulai memikirkan komitmen. Padahal, bagi mereka, kebersamaan tak pernah jadi pilihan. Ambisi dan impian jauh lebih nyata di bandingkan cinta yang hanya sementara.
Lalu, bagaimana saat menyerah kepada cinta, justru membuat mereka tambah saling menyakiti? Berapa banyak yang mampu mereka pertaruhkan demi sesuatu yang tak mereka duga?

"Komitmen adalah penyakit, itu sesuatu yang menggerogoti hubungan lelaki dan perempuan sampai habis, sampai keduanya tidak tahu lagi apa yang dulu membuat mereka bergairah"

"Percayalah menikah cuma akan menghilangkan keasyikan, begitu terikat lelaki dan perempuan berubah membosankan"

Begitulah seorang Samuel Hardi beranggapan bahwa jika ia menjalin komitmen dengan seorang perempuan kemudian mereka menikah maka hanya akan sia-sia. Pernikahan tersebut hanya akan merenggut kebebasannya. Ia Samuel Hardi memiliki segalanya-wajah tampan, wanita cantik yang selalu terpesona akan ketampanannya, sebuah studio film bernama "Hardi" yang terkenal dan kesuksesan yang sudah ia raih sejak umur 19 tahun. Semua ia peroleh, kecuali satu cinta sejati
mungkin yang ia tidak miliki sampai akhirnya ketika itu ia bertemu dengan seorang perempuan
keturunan Amerika-Jawa, seseorang yang sama seperti Samuel membenci sebuah hal bernama komitmen. Seorang perempuan penyuka film dokumenter, perjalanan ke belahan dunia sampai yang terpencil sekalipun. - Lana Lituhayu Hart

"Buatku pernikahan berarti meninggalkan semua yang kumiliki saat ini, Wangshington. National Geographic. Perjalanan-perjalanan yang akan ditempuhnya pada masa mendatang. Film-film yang akan dibuatnya. Impian-impiannya. Perempuan yang harus melepaskan impian. Sejak dahulu, selalu begitu"

Sama halnya dengan Samuel, Lana pun seorang pembenci komitmen-paling anti dengan sebuah ikatan. Ia lebih senang jika hubungannya dengan Samuel yang sudah terjalin selama tujuh tahun tanpa sebuah ikatan, tanpa sebuah status hubungan dengan begitu tidak ada yang dapat merebut dunianya.
Lana tinggal dan bekerja di Washington sementara Samuel di Jakarta, keduanya bertemu mungkin hanya setahun dua kali.
Ketika itu pertemuan mereka di Jakarta, diliputi oleh sebuah perasaan yang begitu besar, seperti biasa mereka menghabiskan malam bersama dengan bercinta tapi satu yang mereka lupa- mereka lupa caranya berhati-hati. 

"Tapi ada satu hal yang lebih mengerikan dari menikah, memiliki anak! Itu akhir dari kehidupan lelaki"

Last Forever, karya ke delapan Windry Ramadhina yang menjadi bacaanku dipertengahan Desember. Seperti biasa, Windry selalu menghadirkan sesosok karakter yang begitu memikat, tulisan yang begitu mengalir bak sungai mengalir, deskripsi karakter maupun tempat yang begitu detail sehingga aku pun terbawa emosi saat membaca bagian-bagian yang sedikit memeras perasaan kedua tokoh utama- Samuel dan Lana. Lagi lagi dan lagi aku harus mengakui bahwa aku jatuh cinta dengan ending yang diciptakan seorang Windry Ramadhina, sederhana namun begitu membekas, memikat hati setiap pembaca. 
Ada kalanya, saat dimana kita harus memilih mempertahankan sesuatu kemudian melepaskan hal yang lain. Kita manusia memang dihadapi pada banyak pilihan dan melepaskan. Keduaanya berlaku sama, tidak ada yang bisa dipilih dua-duanya. Pasti akan ada satu hal yang harus dilepaskan dengan begitu kita akan mendapatkan sesuatu lain yang lebih berharga. Saya suka bagaimana Samuel dan Lana memutuskan untuk menjaga "milik mereka" bersama-sama.
Tetapi di sisi lain yang paling memberatkan saya ketika Lana harus melepaskan Pat- kameramen kesayangannya di Bandara untuk kembali ke Washington, sedikit membuat saya tidak rela. Saya merasa Lana tetap harus bersama dengan si mata kecil tersebut apapun yang terjadi.
Ketika membaca Last Forever, saya merasa begitu kental nuansa Jawanya. Terlebih karena ada sosok Ruruh Rahayu- Ibunya Lana. Seorang penari Jawa yang sukses. Dan salah satu tarian andalannya adalah tari "Srimpi Gondokusumo", sedikit penasaran bagaimana bentuk tariannya saya pun menelusuri google

Tari Srimpi Gondokusumo
Tarian yang cantik. Begitu juga dengan seorang Ruruh Rahayu, ketika melihat deskripsi gambarnya didalam novel Last Forever, bisa dibilang saya lebih menyukai wajah seorang Ruruh Rahayu ketimbang Lana Hart, Ruruh Rahayu memang sangat manis, walaupun sudah tua tapi mempunyai bentuk badan yang tetap ideal, lemah gemulai dan keibuan sekali. Saya suka dia. Karena Ruruh Rahayu rela mengalahkan egonya tidak seperti Lana yang keras kepala dan ah sedikit menjengkelkan tapi diakhir aku dibuat suka oleh Lana, dan kau pun pasti akan dibuat suka olehnya. Bagaimana tidak, seorang Samuel Hardi saja tertunduk dihadapannya. Apalagi kau?

Well, saya suka semua yang ada dibuku ini mulai dari cerita-walaupun ada adegan-adegan yang menyebalkan karena sang tokoh tidak melakukan apa yang saya inginkan dari cerita ini tapi overall ceritanya ngalir banget, kata demi kata enak buat dibaca gak tersendat dihalaman berapapun kemudia karakter-karakter didalamnya yang loveable banget, ilustrasi yang cantik yang dibuat sendiri oleh penulisnya. Tapi satu yang menurut saya kurang ngena dihati, cover depannya. Memang terlihat sangat manis sekali, dengan bentuk menyerupai sebuah poster film, tapi sagat disayangkan cover tersebut terlihat kotor-memang aslinya dari sana begitu, sebagai salah satu orang yang membeli sebuah novel karena melihat covernya, jujur kalau untuk melihat cover Last Forever kurang cocok dengan saya, tetapi karena ini yang menulis adalah Windry Ramadhina maka saya memutuskan bagaimanapun bentuk covernya tetap akan saya beli dan saya nikmati membaca ceritanya.
Dan ini adalah beberapa ilustrasi yang terdapat di Last Forever by Windry Ramadhina. Worth it banget untuk dibeli, bisa beli online maupun langsung ke toko buku kesayangan Anda.

Lana Lituhayu Hart
Samuel Hardi
Ruruh Rahayu



Image source: Windry Ramadhina Instagram (@beingfaye)


"Tidak ada perempuan lain yang membuatku tertarik saat kau ada di sisiku" bisik Samuel (halaman 303)

"Aku tahu ini menakutkan. Tapi aku tidak mau hidup tanpa dirimu. Aku tidak bisa. Tinggal disisiku selamanya" (halaman 333)


"Kalau kau mencintainya kau tahu apa yang harus dilakukan" ... cinta


"Aku berharap tidak mencintaimu. Kau tidak tahu sebesar apa ketakutanku"


"Tapi ..... ketakutanku yang paling besar adalah, aku kehilangan dirimu pada saat aku punya kesempatan untuk memilikimu"


"Kalau aku sampai kehilangan dirimu aku akan sangat menyesal"





"I want to be the first thing you touch in the morning and the last thing you taste at night" - Sade Andria Zabala





Love,
Bookieslicious



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS