Pages

[Bookieslicious Book Review] A untuk Amanda - Annisa Ihsani

Selasa, 17 Mei 2016


Judul: A untuk Amanda
Penulis: Annisa Ihsani
Cover: Soft Cover (20x13.5 cm)
Halaman: 264 halaman
Harga: Rp. 60.000

Amanda punya satu masalah kecil: dia yakin bahwa dia tidak sepandai kesan
yang ditampilkannya. Rapor yang semua berisi nilai A, dia yakini karena keberuntungan berpihak padanya. Tampaknya para guru hanya menanyakan pertanyaan yang kebetulan dia tahu jawabannya. Namun tentunya, tidak mungkin ada orang yang bisa beruntung setiap saat,kan? Setelah dipikir-pikir, sepertinya itu bukan masalah kecil. Apalagi mengingat hidupnya diisi dengan serangkaian perjanjian psikoterapi. Ketika pulang dengan resep antidepresan, Amanda tahu masalahnya lebih pelik daripada yang siap diakuinya. Di tengah kerumitan dengan pacar, keluarga, dan sekolahnya, Amanda harus menerima bahwa dia tidak bisa mendapatkan nilai A untuk segalanya.

Tadinya Amanda hanyalah seorang murid biasa yang sudah ditinggal oleh Ayahnya untuk selama-lamanya diusia delapan tahun. Ia pintar selalu bisa menjawab pertanyaan guru-guru. Diawal semester kelas SMA nya ia mampu mendapatkan IP 4.00, angka yang sangat memuaskan bukan? Terlebih lagi ia selalu memiliki Tommy sahabat dari kecil sekaligus pacarnya sekarang. Ia juga memiliki seorang Ibu yang berprofesi sebagai Akuntan. Dan ya ia memiliki teman-teman diklub Komputer seperti Rashid, July dan Wei yang juga pintar kemudian ada teman lainnya lagi yang sangat populer di sekolahnya, bernama Helena.

Itu semua akan berjalan sempurna kalau saja waktu itu Amanda tidak memiliki pikiran buruk. Pikiran bahwa dirinya adalah seorang penipu, nilai A yang selama ini ia dapatkan hanyalah  keberuntungannya saja terlebih lagi saat ada salah satu guru bertanya kemudian Amanda seperti biasa selalu berusaha untuk menjawab dengan mengangkat tangannya, tapi guru tersebut melarangnya dan berkata bahwa Amanda harus memberikan kesempatan kepada teman-temannya yang lain untuk menjawab. Disaat Amanda sudah yakin dengan jawabannya, satu kejadian terjadi. Ternyata jawaban yang Amanda punya salah, ia tak percaya lalu langsung membuka buku catatannya dan ya benar saja jawaban Amanda yang salah. Ia hampir tidak memercayainya.
Semenjak kejadian itu Amanda tidak ingin lagi mengangkat tangannya untuk menjawab pertanyaan guru-gurunya. Ia lebih memilih diam seolah-olah memberikan kesempatan kepada temannya untuk menjawab. Ia takut keberuntungannya akan habis, dan kedoknya sebagai seorang penipu ketauan dan semua orang hanya akan menertawainya.

Amanda tidak tahu apa yang harus ia lakukan lagi. Maka, dengan keberaniannya ia menceritakan semua permasalahan yang dihadapinya, ketakutannya kepada sang Ibu, Sarah.
Dan ya dengan bantuan sang Ibu sekarang akhir minggu Amanda selalu dihabiskan dengan perjanjian terapi dengan Dokter Eli si Dokter gendut berkacamata. Tadinya ia tidak membutuhkan obat anti depresan, tapi kemudian ia berpikir bahwa ia membutuhkannya.
Sekarang Amanda adalah seorang gadis biasa yang selalu mengonsumsi zoloft untuk bisa menenangkan pikirannya.

"Tadinya kukira orang mengalami depresi ketika ada sesuatu yang salah dengan hidup mereka. Tapi bagiku, depresi datang ketika segala hal dalam hidupku berjalan dengan sempurna"

A untuk Amanda, novel Young Adult pertama yang kubaca. Pertama kalinya juga saya membaca buku karangan Annisa Ihsani, yang dengar-dengar jika membaca buku-bukunya terasa baca buku terjemahan. Sepertinya ini pun berlaku di novel A untuk Amanda. Saya hanya tidak mengerti bagaimana penulis mampu membuatnya menjadi seperti tulisan terjemahan atau ya karena banyak tempat maupun pengetahuan yang terdengar asing dan penggambaran setiap adegan yang terjadi makanya menjadikan ketika membaca novel ini seperti membaca terjemahan.

Walaupun terasa membaca novel terjemahan, A untuk Amanda ini sama sekali tidak kaku. Gaya penulisannya kak Annisa berjalan lancar sekali saya bisa yakin akan hal itu.
Banyak membahas ilmu fisika, saya tidak terlalu mengertinya karena saya hanyalah seorang anak yang hari-harinya belajar Akuntansi. Tapi tidak apa cukup menambah pengetahuan.

Yang menjadikan saya tertarik ketika membacanya adalah karena begitu ramainya teman-teman blogger yang mengatakan bahwa A untuk Amanda adalah novel Young Adult yang baik. Karena penasaran saya masukkan ke daftar wishlist terlebih dahulu. Untungnya saya mendapatkan rezeki melalui kak Luckty jadi dengan tidak ada keragu-raguan saya memilih A untuk Amanda antarkan oleh pak JNE.

Rekomendasi sekali, seperti kata teman-teman blogger lainnya. Karena menurut saya pun pasti setiap dari kita memiliki ketakutan seperti Amanda. Mungkinkah dibalik kesempurnaan yang kita punya tersimpan sesuatu yang besar? Hanya saja terkadang kita tak ingin mengakuinya menjadi kenyataan. Takut diremehkan jika terbongkar oleh orang lain atau takut jika tidak menjadi sempurna lagi?

Dan ditutup dengan ending yang membuat saya sedikit bingung. Masih ada pertanyaan yang belum terjawab, apa mungkin karena gaya penulisannya yang asik untuk dibaca jadi kelewat. Ah tidak tahu. Yang pasti saya cukup suka dengan buku ini walaupun membingungkan saya.

"Dan pada saat itu, aku tidak peduli lagi seluruh sekolah tahu aku depresi. Seluruh dunia boleh tahu dan aku tidak akan peduli. Karena saat itu, aku tidak merasa begitu tertekan lagi"


"Memanfaatkan setiap kesempatan adalah salah satu aturan penting dalam mencapai prestasi yang memuaskan" (halaman 41)

"Apa yang kami miliki terlalu berharga untuk dipertaruhkan dalam hubungan jarak jauh" (halaman 112)

"Kalau dia benar-benar mencintaimu, dia akan menerima sebagai paket utuh, setiap bagian baik dan buruknya" (halaman 226)

"Apa pun yang saya dan orang lain pikirkan, itu tidak penting. Satu-satunya hal yang berpengaruh adalah apa yang kau pikirkan tentang dirimu sendiri" (halaman 253)




Love,
Bookieslicious










6 komentar:

  1. Wah, makasih banyak ya udah ditulis reviewnya. Aku malah belum punya bukunya nih... :))

    BalasHapus
  2. Sama-sama kak Luckty :) semoga bisa ikutan membaca buku sebagus ini juga :D

    BalasHapus
  3. Sama ness, aku juga masih belum puas dengan ending-nya. Ada yang masih belum kejawab rasa penasaranku. Salah satunya adalah keberadaan tokoh 'Erwin' yang masih perlu dipertanyakan--menurutku.
    Tapi overall, keren novel ini, aku sukak

    BalasHapus
  4. Erwin tokoh yg mana? Aku udh lupa aja Bin wkwk

    BalasHapus
  5. Duuhhh Erwin si Muka Bintik, yang ditemui Amanda pas di klinik Dr. Eli :D

    BalasHapus
  6. Oh wkwk aku inget hahah. Iya kedatangan dan kepergiannya seperti tak diundang ya wkwkwk

    BalasHapus

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS