Pages

[Bookieslicious Book Review] French Pink - Prisca Primasari

Minggu, 20 Maret 2016


Judul: French Pink
Penulis: Prisca Primasari
Cover: Hard Cover  (135x200 mm)
Halaman: 71 halaman

Di distrik Jiyugaoka yang mungil, cantik, dan bewarna-warni, Hitomi tiba-tiba bertemu pria aneh yang mengungkit-ungkit tentang kematian.

Siapa sebenarnya pria itu? Dan... lho, lho, mengapa dia jadi menyuruh Hitomi mencarikan syal warna French Pink? Mana mungkin sih pria beraura gelap seperti itu menyukai warna pink? Dan untuk apa juga? Ck. Sungguh. Pria itu benar-benar merepotkan Hitomi.


"Dulu pertama kali aku bertemu denganmu, kau sewarna pita English Lavender  ini. Sendu namun tetap manis. Setelah kita menikah, rona wajahmu bukan lagi English Lavender, melainkan French Pink. Solid, ceria, sekaligus lembut. Namun, setelah aku tiada, pembawaanmu begitu gelap. Sehitam kertas kado ini. Kau juga sudah melupakan banyak warna."

Sejak hari itu Hitomi selalu menawarkan warna hitam kepada setiap pelanggan yang bertanya mengenai warna yang bagus untuk acara ini itu dan sebagainya disebuah toko pita miliknya yang bernama Sweet Ribbons. Hidupnya tidak sewarna dan sebahagia dulu. Kini hanya ada warna hitam dihidupnya. Ia tak tahu apa yang harus dilakukannya, orang terdekat disisinya pergi meninggalkannya begitu saja tanpa berpamitan. Bunuh diri? Itu sepertinya cara terbaik untuk mengakhiri hidup senada hitam ini. 

French Pink  buku kedua Prisca Primasari yang saya baca setelah Priceless Moment. Manis namun begitu tipis. Inilah kesan pertama ketika saya melihat buku ini di toko buku Gramedia beberapa waktu lalu. Hanya butuh waktu kurang lebih satu jam untuk saya dapat menyelesaikannya. Walaupun saya tidak begitu mengenal Hane tetapi sosoknya yang misterius sangat mencuri perhatian. Sejak awal saya sudah bertanya-tanya siapa dia? Sangat misterius sekali kehadirannya. Saya pikir dia adalah manusia seutuhnya tapi sepertinya tidak, jujur saya kurang mengerti siapa sosok Hane sebenarnya sampai akhir bab pun saya masih dibuat bertanya-tanya siapa Hane sesungguhnya? Apakah kejadian-kejadian kemarin hanya mimpi Hitomi semata atau memang nyata adanya? Kalau ya, sangat sulit dipercaya ada kejadian seperti itu. Sepertinya novella ini berbau fantasy ya kalau tidak salah menafsirkan. ^^ 

Saya pun berhasil dibuat suka oleh sang tokoh utama, saya bisa mengerti apa yang dialaminya sangatlah berat, wajar jika Hitomi ingin mencoba mengakhiri hidupnya. Yang saya kagumi dari Hitomi adalah sosoknya yang lapang dada melepaskan Hane untuk kedua kalinya, memang takdir berkata seperti itu kepada kehidupan Hitomi. Namun, masih ada beberapa bagian yang mengganggu saya ketika membaca novella ini yaitu lumayan banyak kata sehari-hari seperti iya, loh? dan sebagainya yang dituliskan dalam bahasa Jepang. Memang diawal kalimat sudah ada catatan kakinya dijelaskan artinya dalam Bahasa Indonesia tetapi ketika ke halaman selanjutnya dan menemukan kata-kata yang sama saya jadi lupa apa artinya, sehingga terkadang ketika membaca dialog Hitomi dan Hane jadi seperti tidak nyambung dan saya harus membolak-balik halaman untuk mendapatkan artinya dalam Bahasa Indonesia kembali.

Kembali mengenai warna, jujur ketika membacanya saya ikut-ikutan Hitomi searching di google apa itu warna English Lavender, French Pink, dan Tiffany Blue karena selama ini saya hanya mengetahui warna dasarnya saja ungu ya ungu pink ya pink tidak tahu menahu mengenai pembagian warna tersebut. Ternyata setelah diketik dimesin pencarian google warna tersebut cantik-cantik ya. Sudah tidak asing juga dengan warna-warna tersebut, dibalik warna tersebut terselip nama yang begitu indah.
Setelah itu saya pun mencari tahu bagaimana suasana tempat Jiyugaoka, tempat yang sering disebut-sebut dalam novella ini, ketika membacanya saya berimajinasi bahwa tempat tersebut berisi jalan yang kecil tetapi dikelilingi oleh toko-toko yang menjual berbagai perlengkapan unik nan klasik.


"Karena itu tetaplah hidup"




Love,
Bookieslicious



2 komentar:

  1. Aku suka sama novel ini! Suka banget sama endingnya dan terasa pas, meskipun tipis dan banyak orang bilang kurang panjang. Hehehe.

    BalasHapus
  2. Sama Put, aku pun selalu suka dengan tulisannya kak Prisca ;)

    BalasHapus

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS